Jumat, 16 Juli 2010

70 Persen Penderita Kusta, Warga Miskin

SERANG - Jumlah penderita penyakit kusta di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, tercatat 181 orang termasuk 31 kasus baru yang ditemukan pada 2010.

"Pengobatan terus dilakukan secara kontinyu untuk mematikan bakterinya," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Sri Nurhayati Sri, Jumat (16/7/2010).

Ia mengatakan, Bazda memberikan bantuan Rp 30 ribu per bulan kepada setiap penderita kusta. "Itu untuk transportasi saja," kata Ketua Bazda Kabupaten Serang Wardi Muslih.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Agus Gusmara mengatakan, pengobatan kusta di Kabupaten Serang mengalami perkembangan yang cukup baik.

Beberapa penderita, telah benar-benar sehat dan bakteri yang menyebabkan kusta telah mati. "Tapi cacatnya tidak bisa diobati. Kalau bakterinya yakni mikrobacterium leprae bisa diobati sampai benar-benar tidak menular lagi," katanya.

Pengobatan yang dilakukan Dinkes, gratis karena kusta masuk dalam kategori penyakit menular berbahaya. Selain itu, 70 persen masyarakat yang terkena kusta adalah masyarakat kelas bawah.

"Penularan bisa terjadi dari percikan air ludah atau kontak langsung dalam waktu cukup lama. Tapi itu juga tergantung pada daya tahan tubuh yang bersangkutan," katanya.

Kalau daya tahan tubuh lemah, bakteri kusta dapat dengan mudah menyerang dan berinkubasi sampai menyebabkan hal yang fatal.

Kusta, kata Agus, adalah penyakit yang menyerang susunan saraf dan bisa menyebabkan penderita tidak merasakan apa-apa atau mati rasa.

"Karena mati rasa, penderita tidak merasakan apa-apa jika tubuhnya luka. Nah ini yang biasanya menyebabkan kecacatan," kata Agus.

Daerah Serang Timur, menurut Agus, adalah tempat yang paling banyak ditemukan kasus kusta. "Kecamatan Jawilan, Cikande, dan Cikeusal," katanya.

Sementara itu, Sri mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan penularan penyakit kusta. "Duduk bersama, salaman, tidak masalah," katanya.

Penularan, terjadi jika ada kontak yang lama dengan penderita. Oleh karena itu, penderita kusta tidak boleh diisolasi.

"Saat ini sudah ada kelompok perawatan diri. Di sana penderita diajari cara merawat luka dan bertukar pengetahuan di antara penderita," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar