Minggu, 06 Juni 2010

Migren Bisa Pemicu Stroke

BUKANNYA menakut-nakuti, terkadang satu penyakit bisa timbul menyusul penyakit lainnya. Ironisnya, gejala penyakit kedua seringkali begitu tersamar sehingga orang tidak menduga keberadaannya. Frekuensi timbulnya sakit kepala sebelah, ternyata dapat menjadi gambaran besarnya risiko terhadap stroke dan serangan jantung.

Penelitian di Amerika Serikat tahun 2007 menyebutkan, jika migren kita kambuh rutin minimal sebulan sekali, artinya risiko serangan jantung meningkat menjadi 50 persen lebih tinggi. Ini dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mengalami migren sama sekali.
Sementara itu, apabila migren kita mampir seminggu sekali, risiko terhadap stroke dan serangan jantung langsung menukik hingga 3 kali lipat. Demikian dijelaskan oleh Tobias Kurth, MD, peneliti dan asisten profesor dari Harvard Medical School.

Namun menurut, dr Ferry Usnizar Sp.PD —spesialis penyakit dalam yang kini mejalani pendidikan kadiovaskuler -- di RSMH Palembang mengatakna, tidak semua migren menjadi pertanda adanya risiko stroke dan serangan jantung.

Lebih terperinci, tipe yang berkaitan dengan stroke atau serangan jantung adalah migren fungsional. Bukannya migren temporer yang misalnya kambuh sehabis berjemur di bawah terik matahari. Yang dimaksud dengan migren fungsional adalah sakit kepala yang timbul karena salah satu organ tubuh tidak berfungsi baik. Misalnya, suplai aliran darah tidak lancar karena terhambat oleh tumpukan kolesterol. “Lindungi diri kita dengan menghindari pemicu migren, mengingat hingga sekarang para peneliti masih belum menemukan cara yang tepat untuk mencegah migren temporer maupun fungsional,” katanya.

Untuk mencegah migren fungsional yang berkaitan dengan risiko penyakit jantung dan stroke, seseorang bisa menerapkan saran yang diberikan oleh National Stroke Association, seperti rajin berolahraga dan atur pola makan sehari-hari, agar kadar kolesterol stabil dan terhindar dari kegemukan. Selain itu, berhentilah merokok dan batasi juga konsumsi minuman yang mengandung alkohol. “Sebenarnya adanya kawasan bebas rokok itu sangat baik. Hanya saja, ada persepsi masyarakat keliru menanggapi aturan tersebut. Aturan itu untuk menyelamatkan manusia dari berbagai kerusakan jaringan akibat racun pada rokok,” katanya.

Terpisah, dokter ahli syaraf RSMH Palembang dr Hj Ras Syahrir SpS (K) mengatakan sakit kepala (migren) sering menggangu aktivitas sehari-hari. Sedikit mengetahuan penyebab dan cara mencegahnya akan mungkin bisa meringankan penderitanya, terutama yang hidup di daerah dekat

kartulistiwa, dimana sinar matahari yang kuat
sangat berpengaruh dengan frekvensi kambuhnya sakit kepala ini.
Apa penyebab sakit kepala migrain? Sakit kepala migrain atau sepertinya disebabkan oleh perubahan-perubahan pada bagian kadar/kimia tubuh yang disebut serotonin. Serotonin

memerankan banyak pernanan di dalam tubuh, dan serotonin dapat berpengaruh pada pembuluh darah. Pada saat kadar serotonin dalam tubuh tinggi, pembuluh darah akan mengalami konstriksi atau penyusutan. Pada saat kadar serotonin turun, pembuluh darah akan mengalami
dilatasi/pelebaran (pembengkakan). Pembengkakan yang terjadi tersebut dapat berakibat atau menyebabkan nyeri atau masalah-masalah lain.

Nyeri pada sakit kepala migrain dapat terasa sangat kuat atau nyeri hebat. Nyeri hebat dirasakan penderita dalam berbagai cara dari aktifitas harian. Berikut ini Kemungkinan-kemungkinan gejala yang terjadi pada migrain antara lain, nyeri yang amat hebat atau kepala terasa denyutan hebat (kenyut-kenyut) pada satu sisi atau kedua sisi kepala, mual-mual atau muntah, terjadi perubahan dalam penglihatan, termasuk penglihatan kabur atau timbul titik buta dimana penderita tidak dapat

melihat pada satu titik tertentu, menjadi terganggu dengan cahaya (pencahayaan), kebisingan atau bau, merasa lelah dan atau kebingungan, hidung tersumbat, perasaan pilek atau berkeringat, kaku atau kepekaan pada leher, kulit kepala menjadi peka (lembut) dan light-headedness. “Migren
banyak pemicunya. Kenapa disaat tidur, lampu kamar dipadamkan karena bisa saja cahaya lampu sebagai pemicu,” kata Ras Syahrir. (sin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar